SEJAK mahasiswa IAITF Dumai Ber-KKN selama 40 hari di Pulau Rupat dari sesuatu yang biasanya menikmati jalan-jalan, leteh dan bekasnya update status foto di facebook, instagram, twitter setelah itu pulang dan hasilnya tentulah biasa-biasa saja Tapi sejak tujuannya datang ke Pulau Rupat untuk menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat maka hal baru pun di dapat dari sesuatu yang tadinya bernila biasa-biasa saja menjadi bernilaii akademik. Dari banyak rahasia pengetahuan terpendam di pulau ini maka harus digali, diteliti, dianalisis sesuai bidang keilmuan masing-masing. Paling tidak ada tiga point dari banyak point yang ada dan di dapat. Point pertama, pulau yang konon terdiri dari beberapa pulau kecil yang dalam proses geologi ribuan tahun merapat dan membentuk sebuah pulau bernama Pulau Rupat tidak pernah di takluk Protugis, Inggris dan Belanda dimana pasir putih pantainya bernilai eko...
ADA Alohong dan ada Lailong. Kalau Lailong artinya sungai yang dalam merupakan sebuah nama pelabuhan rakyat di Desa Makeruh, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis di Pulau Rupat. Letaknya, menghala kedepan dari persimpangan menuju ke Pantai Makeruh nan indah dan terbentang pula dengan kokoh pemandangan Gunung Ledang terlihat jelas dari negeri para Habaib diperkirakan menjadi titik awal masuk Islam di Pulau Rupat. Pelabuhan Lailong dari dulu dan hingga hari ini masih menjadi pelabuhan rakyat sebagai jalur transportasi laut dengan daerah lain bagi masyarakat Desa Makeruh. Sedangkan Alohong, hari ini adalah sebuah nama jalan di Desa Sungai Cingam, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis di Pulau Rupat. Bertulisan hurup rapi sebagai penunjuk nama jalan. Tapi, apakah setiap nama diberi tanpa ada petanda, mengenang atau mewariskan sebuah kisah, cerita besar dibalik nama besarnya. Benar kata hikmah selalu mengatakan, setiap waktu ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Walaupun belum pernah sa...